Bersuara atas Dasar Kebenaran dan Sejarah Bangsa

1961

Harapan Hidup Orang Papua dipunahkan oleh Orang yang Tak Kenal Hukum

Foto, Pembunuhan warga sipil Puncakjaya Papua oleh TNI
EBAMUKAI- Tuhan menciptakan manusia di bumi ini, untuk beranak cucu dan bertambah banyak di alam semesta, segalah ciptaann-Nya tak boleh dikurangi dan ditambahkan oleh tindakan manusia. Kini tak heran lagi segala tindakan manusia yang melanggar atau melebihi dari perintah Allah itu sendiri. 
Kilas bahas Papua, Kami orang papua mengadari bahwa memang Tuhan Allah meletakkan kami untuk menghuni di bumi alam Negri cenderewasih (Tanah Papua) ini, untuk berkembang biak dan bertambah banyak namun tetapi kehidupan kami tidak sesuai dengan perintah-Nya dengan tindakan mencucurkan bagi kami, maka, kata hati dan batin kami yang mendalam, yang memohon kepada-Mu Bapa Sang Pencipta Alam Papua serta kami Manusia Papua: Tuhan, Maafkanlah kami karena kami orang Papua hidupnya tidak sesuai dengan perintah dari-MU, hari demi hari kami selalu hilang berantara hutang secara paksa, bahkan sampai di bunuh oleh klonialisme indonesia. Tuhan sedangkan Engkau mengajar kami umat manusia dalam Firman Tuhan Kejadian 1.28 bahwa “Beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan dilaut dan burung-burung di udara dan atas segalah binatang yang merayap dibumi ”.
Memang manusia diciptakan untuk berkembang biak dan bertambah banyak di atas muka bumi namun tetapi penghuni manusia papua kiang hari mulai di punah habis atau ditelangkan oleh manusia yang tidak kenal dengan hukum/nilai religious serta undang-undang Negara Indonesia.
Kita tak sangka lagi kepada mereka, karena kami orang papua dan mereka sunggu jauh beda pada ras, bukan saya kilas bahas rasisme namun tetapi itu pandangan secara sosial atau  kenyataannya terjadi di Negara Indonesia ini. Dimata Indonesia terhadap kami ras Melanesia atau orang papua itu bagaikan seekor binatang, Filiep Karma pun juga mencetak sebuah buku yang berjudul “seakan kitorang orang papua setengah binatang, Rasialisme Indonesia di Tanah Papua ”, dalam buku menjelaskan berbagai pembunuhan yang terjadi di tanah papua.
Kehidupan orang papua sangat trauma dengan tindakan kebiadapan Indonesia yang tak memiliki landasan dasar UUD ini. Sampai saat ini pun kehidupan kami dipenuhi dengan rasa sakit baik itu sakit psikolgis maupun fisiknya hanya untuk mencari perubahan hidup di tanah papua. Meski banyak orang papua yang mencari dan menununtut kebenaran untuk menuju perubahan hidup namun tetapi pihak lain bertindak yang lain dalam hal maunya tak mau perubahan hidup/lebih enak hidup dalam penindasan, pemerkosaan, penganiayaan, pembunuhan orang seperti ini adalah orang membenci kebenaran serta perubahannya. Sebetulnya, manusia itu mempunyai level perubahan baik itu perubahan cara berpikir, keyakinan, kebiasaan dan cara hidupnya.
Mari kita terus dan terus lambaikan bendera bintang Kejora, menuju perubahan hidup yang baru. **Beatus Pigome**


Asrama Papua Gorontalo, 11/12/05/2016
Pukul.09.wita





Share on Google Plus

About Unknown

0 komentar: