![]() |
Foto, Pembunuhan warga sipil Puncakjaya Papua oleh TNI |
EBAMUKAI- Tuhan menciptakan manusia di bumi ini,
untuk beranak cucu dan bertambah banyak di alam semesta, segalah ciptaann-Nya
tak boleh dikurangi dan ditambahkan oleh tindakan manusia. Kini tak heran lagi
segala tindakan manusia yang melanggar atau melebihi dari perintah Allah itu
sendiri.
Kilas bahas Papua, Kami orang papua mengadari
bahwa memang Tuhan Allah meletakkan kami untuk menghuni di bumi alam Negri cenderewasih (Tanah
Papua) ini, untuk berkembang biak dan bertambah banyak namun tetapi kehidupan kami
tidak sesuai dengan perintah-Nya dengan tindakan mencucurkan bagi kami, maka, kata hati dan batin kami yang mendalam,
yang memohon kepada-Mu Bapa Sang Pencipta Alam Papua serta kami Manusia Papua: Tuhan,
Maafkanlah kami karena kami orang Papua hidupnya tidak sesuai dengan perintah
dari-MU, hari demi hari kami selalu hilang berantara hutang secara paksa, bahkan sampai di bunuh oleh klonialisme indonesia. Tuhan
sedangkan Engkau mengajar kami umat manusia dalam Firman Tuhan Kejadian 1.28 bahwa “Beranakcuculah dan
bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan dilaut dan burung-burung di udara dan atas segalah binatang yang
merayap dibumi ”.
Memang manusia diciptakan untuk berkembang biak
dan bertambah banyak di atas muka bumi namun tetapi penghuni manusia papua kiang
hari mulai di punah habis atau ditelangkan oleh manusia yang tidak kenal dengan
hukum/nilai religious serta undang-undang Negara Indonesia.
Kita tak sangka lagi kepada mereka, karena kami orang
papua dan mereka sunggu jauh beda pada ras, bukan saya kilas bahas rasisme
namun tetapi itu pandangan secara sosial atau kenyataannya terjadi di Negara Indonesia ini.
Dimata Indonesia terhadap kami ras Melanesia atau orang papua itu bagaikan
seekor binatang, Filiep Karma pun juga mencetak sebuah buku yang berjudul “seakan
kitorang orang papua setengah binatang, Rasialisme Indonesia di Tanah Papua ”,
dalam buku menjelaskan berbagai pembunuhan yang terjadi di tanah papua.
Kehidupan orang papua sangat trauma dengan
tindakan kebiadapan Indonesia yang tak memiliki landasan dasar UUD ini. Sampai
saat ini pun kehidupan kami dipenuhi dengan rasa sakit baik itu sakit psikolgis
maupun fisiknya hanya untuk mencari perubahan hidup di tanah papua. Meski
banyak orang papua yang mencari dan menununtut kebenaran untuk menuju perubahan
hidup namun tetapi pihak lain bertindak yang lain dalam hal maunya tak mau
perubahan hidup/lebih enak hidup dalam penindasan, pemerkosaan, penganiayaan,
pembunuhan orang seperti ini adalah orang membenci kebenaran serta perubahannya.
Sebetulnya, manusia itu mempunyai level perubahan baik itu perubahan cara
berpikir, keyakinan, kebiasaan dan cara hidupnya.
Mari kita terus dan terus lambaikan bendera
bintang Kejora, menuju perubahan hidup yang baru. **Beatus Pigome**
Asrama
Papua Gorontalo, 11/12/05/2016
Pukul.09.wita
![]() |
0 komentar:
Posting Komentar