Bersuara atas Dasar Kebenaran dan Sejarah Bangsa

1961

Ibu Tak Pernah Menuntut Balas Jasa..!

Kali ini saya menulis Artikel Tentang Ibu Tak Pernah Menuntut Balas Jasa..!

Renungan ku, betapa besarnya kasih sayang Ibu Ia tak pernah menuntut balas jasa. Karena saya dilahirkan dan dibesarkan oleh seorang ibu maka saya akhiri studi dengan dalam lembar skripsi menulis " Doa Ibu dan Kerja Keras Menentukkan Keberhasilan". 

Saat saya revisi skripsi kepada penguji "Rudy Harold, S.Th.M.Sos, juga meluncurkkan pertanyaan kepada saya seketika ia melihat pada lembar motto dan persembahan skripsi " Beathus, Kenapa tulis motto dan persembahan yang begitu menyedihkan dan apakah ayah mu sudah menggal....?
Kemudian, saya menjawab "Terima kasih bapak. Bapak sudah menyoreksi dari awal cover sampai lampiran skripsi karena dosen penyuji lain itu, tak pernah menyoreksi seperti bapak.
lanjut, soal untuk menjawab pertanyaan bapak tadi bahwa, iya selama saya sekolah dari sekolah dasar sampai kuliah saat ini hanya melalui kasih sayang dari IBU, memang bapak ada tetapi sudah meninggal dunia saya waktu sekolah dasar kelas 2. Namun saya tidak pernah menyatakan ayah sudah meninggal.

Ibu....! sampai kapan salalu ada sisi pada anak...!

Ibu, sampai kapanpun akan menjadi sosok yang paling di hormati dan banggakan dalam hidup, karena dari ibu-lah yang pahlawan dalam perjuangan ku.
Sejak Ibu mengandung selama sembilan bulan, dan kemudian ia mempertaruhkan nyawanya ketika melahirkan dan harus kembali mempertaruhkan nyawanya ketika membesarkan dan mengutamakan kebaikan dan kebahagiaan hidup untuk kehidupan anaknya. Benar-benar, IBU adalah satu-satunya sosok wanita yang rela memberikan apa saja untuk anaknya. Oleh karena itu, tidaklah terlalu berlebihan yang pastinya akan dibalas kepadanya dan ia pun tak mungkin menunutut kasih sayang dicurahkan dari noken buatan kulit dan rumah yang sederhana yang selalu nyatakan kasih sayang itu.
Ibu selalu memberi dan berbuat untuk anaknya, rela korbankan apa saja demi anaknya, dan tak pernah lupa memberi nasihat demi kebaikan anaknya, itulah wujud kasih sayang Ibu.

Dalam perjungan pendidikan taklah semudah sukses dengan baik tanpa belayang kasih sayang dan doa dari seseorang terutama seorang ibu. Kini, sepanjang pedidikan yang telah lalui tanpa kasih sayang serta doa dan kerja keras adalah bagi  ku suatu pedang perjuangan untuk menentukkan keberhasilan studi.

Kini, melukis benak sambil merenung sepanjang jalan yang telah lalui bersama ibu pada masa kecil. Sangat cukup luar biasa ketika mengingat dan merenung kembali. Banyak pengorbanan yang ia rela korban untuk anak. 

Dengan demikian ketika merenung begitu besar kasih sayang tak bisa di kalkulasikan bagaikan matematika yang sangat mudah diperhitungkan dengan alat perhitungan. 

Bagi saya sangat sulit tertungkan, maka mungcullah sebuah ide saat pengusunan skripsi untuk menentukkan di lembar motto dan persembahan " Doa Ibu dan Kerja Keras Menentukkan Keberhasilan". 

Jujur saya menetukkan motto dan persembahan waktu itu air mata pun berlinang dibibir.
seorang ibu untuk melahirkan, memelihara hingga membesarkan tanpa memikirkan segalah bentangan runtuhan dalam perjuangannya.

Untuk intropeksi jauh kedepan, bagitu banyak harta benda serta tenaga ibu korbankan namun tetapi pasti, saya tidak akan balas dengan semaksimal mungkin. Ilmu serta harta yang saya akan miliki pastinya milik banyak orang.

Pada dasarnya laki-laki dan perempuan dilahirkan oleh seorang ibu. Walaupun kita sering melupakan kasih sayang namun tetapi melalui doa ibu selalu terungkap dalam kondisi apapun, bahkan ibu tak perna menghitung seberapa pemberian kepada anaknya. Maka, IBU itu mempertaruhkan berbagai derita demi untuk anaknya.


Segalah, puing-puing derita pun berlalu dengan dasar kasih sayang dan doa ibu terus telusuri demi untuk anaknya. 
Share on Google Plus

About Unknown

0 komentar: